BUDAYA KESELAMATAN YANG BURUK

Apakah budaya keselamatan yang buruk dapat menurunkan reputasi Perusahaan? Jawabanya Ya. Selain menyebabkan meningkatnya kecelakaan, budaya keselamatan yang buruk juga sangat mungkin menurunkan reputasi perusahaan.

Inilah cara mengetahui apakah suatu perusahaan memiliki budaya keselamatan yang buruk, dan apa saja yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.

Berikut adalah 7 indikator bahwa budaya keselamatan organisasi Anda tidak berfungsi:

1. Tidak dimulai dari Jabatan tertinggi.

Orang meniru apa yang mereka lihat. Jika ingin perusahaan memiliki program keselamatan yang sukses, pimpinan puncak di perusahaan haruslah merupakan orang-orang yang dapat memberikan contoh dan menjadi duta keselamatan kerja.  Pastikan seluruh orang dari level tertinggi (chief, GM, Manager) sampai dengan level paling bawah (Staff, Operator) mendukung rencana ini.

2. Komunikasi yang buruk antar Departement atau bagian.

Ambiguitas melahirkan kelemahan dalam perencanaan program keselamatan kerja. Untuk sukses miliki rencana yang jelas disertai tanggung jawab nyata untuk setiap departemen beserta timnya masing-masing. Ulangi rencana ini terus-menerus, dan pastikan bahwa setiap departemen mengetahui setiap proses dari rencana tersebut. Kemudian bijaksanalah untuk memilih orang yang ditunjuk yang akan menjadi penghubung antara kelompok yang berbeda dalam perusahaan. Dan tujuan akhirnya adalah untuk menyatukan semua rencana yang dimengerti oleh semua Departemen atau bagian

3. Kurangnya pelaporan kecelakaan dan insiden. 

Pekerja seringkali tidak memberitahukan tentang kecelakaan kerja yang dialami kepada atasan / manajemen karena merasa tidak berdaya dengan aturan yang dibuat perusahaan. Cara terbaik agar budaya keselamatan berkembang adalah dengan memberdayakan seluruh pekerja dan meminta mereka untuk melapor dan memperbaiki bahaya diarea mereka bekerja sebelum kecelakaan terjadi. Sayangnya, sering kali bahaya diketahui setelah dilaporkan atau nyaris terjadi (near miss). Untuk hal ini, perusahaan harus secara akurat melaporkan semua kecelakaan, insiden, dan near miss untuk membantu meningkatkan rencana keselamatan  dan memperkuat budaya keselamatan didalam perusahaan.

4. Menyalahkan Orang

Ketika kecelakaan terjadi, seringkali pekerja disalahkan serta ditekankan bahwa tanggung jawab atas kecelakaan yang terjdi adalah karena pekerja yang terlibat langsung. Keselamatan harus menjadi pekerjaan semua orang. Perusahaan harus menekankan bahwa keselamatan adalah pekerjaan semua orang, tetapi juga menekankan bahwa tidak akan ada saling menyalahkan ketika terjadi kecelakaan atau bagi seseorang yang melaporkan kecelakaan.

5. Pemotongan biaya untuk program keselamatan.

Seringkali keselamatan dan kesehatan dilihat sebagai biaya tambahan. contohnya perusahaan tidak ingin membeli APD dan peralatan lain yang aman, ataupun karyawan yang dipaksa bekerja tanpa memperdulikan keselamatan hanya demi profit perusahaan.

Faktanya, perusahaan yang berinvestasi dalam keselamatan kerja sebetulnya telah menghemat pengeluaran seperti ditunjukan ilustrasi tentang gunung es dibawah ini :

Teori Gunung Es Kecelakan

Fokus pada keselamatan sebenarnya akan menghemat uang perusahaan dalam jangka panjang. Itu selalu merupakan ide yang baik untuk berinvestasi dalam rencana keselamatan, baik secara finansial maupun budaya.

6. Tidak ada tindak lanjut atau perbaikan setelah kecelakaan.

Kenyataannya adalah bahwa kecelakaan bisa terjadi kapan saja, bahkan dengan pelatihan dan perlindungan yang tepat. Jika kecelakaan terjadi di tempat kerja, Perusahaan harus mengevaluasi prosedur keselamatan yang ada dan memberikan perbaikan atau tindak lanjut yang tepat sehingga tidak akan terjadi lagi. Sering kali, perusahaan hanya mencatat kecelakaan yang terjadi dan menyimpannya sebagai arsip begitu saja tanpa adanya perbaikan. Perusahaan harus selalu menyelidiki, menindaklanjuti, dan mengambil langkah nyata untuk meningkatkan rencana keselamatan setelah kecelakaan atau insiden terjadi. Miliki sistem pencatatan yang baik dan simpan semua dokumen yang berkaitan dengan kecelakaan.

7. Tidak menghargai karyawan.

Karyawan adalah aset bergharga bisnis perusahaan. Peningkatan moral yang baik akan mengarah pada peningkatan efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas. Biarkan pekerja tahu bahwa mereka memiliki suara. Beri mereka jalur untuk dapat melapor atau menginformasikan bahaya-bahaya yang ada dan isu-isu keselamatan yang ada. Dengarkan komentar dan saran mereka, dan pastikan Perusahaan menindaklanjuti bahaya serius yang dilaporkan. Hal ini akan membangun saling percaya antara perusahaan dengan karyawan dan tentunya akan membuat perusahaan lebih aman.

Jika didalam perusahaan ditemukan 1 saja point yang telah dijabarkan, belum terlambat untuk memperbaikinya. Keep Safety!

Komentar